Menurut
pendapat saya, perekonomian Indonesia pada orde lama sangat memburuk karna
tingginya tingkat inflasi dan adanya
blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu
perdagangan luar negeri RI. Yang menyebabkan Kas negara kosong dan eksploitasi
besar-besaran di masa penjajahan. Lalu pada orde baru
kondisi perekonomian Indonesia mengalami peningkatan karna pada saat itu
Indonesia menjadi lumbung padi Asia Tenggara. Tetapi hal tersebut tidak
berlangsung lama karna adanya eksploitasi sumber daya alam. Pada masa reformasi
kondisi perekonomian Indonesia saat ini pada kenyatannya sangat memprihatikan.
Kondisi yang tidak seimbang antara kehidupan orang kaya dan orang miskin sangat
terlihat signifikan, dilihat dari kasus Ratu Atut. Secara tertulis angka
kemiskinan di Indonesia memang mengalami penurunan tapi pada kenyatannya masih
banyak orang miskin disekitar kita. Bahkan undang-undang yang menyebutkan bahwa
fakir miskin dan anak-anak jalanan dipelihara oleh negara tidak dijalankan secara
efektif. Masih sering kita lihat fakir miskin dijalanan meminta-minta.
Ironisnya lagi mereka membawa balita untuk mengemis agar pendapatannya naik.
Selain
itu ketergantungan Indonesia pada bahan-bahan impor juga menjadi salah satu
indikasi mematikan usaha rakyat. Dengan impor usaha rakyat, menjadi mati karna
tertindas oleh barang-barang impor yang harganya jauh lebih murah dan parahnya
lagi pemerintah membiarkan impor itu tetap berjalan dengan alasan biaya impor
lebih murah dibandingkan dengan memproduksi barang sendiri. Ditahun politik ini
pemerintah hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa melihat rakyat-rakyat kecil
yang masih membutuhkan ekonomi yang lebih layak. Disaat harga cabai naik
pemerintah justru sibuk dengan kampayenya masing-masing dan mengobral janji
sana-sini tanpa mendengarkan keluhan rakyat kecil. Kalau toh mereka membantu
rakyat kecil itu hanya sekedar untuk memikat hati rakyat agar terpilih menjadi
dewan legislatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar